Kamu
Banyak
orang yang nyapa Erina dan dia cukup membalasnya dengan senyum yang
manis. Erina adalah seorang gadis SMA (Sekolah Menengah Atas) yang sekarang
duduk di kelas 11 SMA Trisaka. Banyak orang termasuk teman sekolahnya bilang
kalau Erina itu cantik, pinter, manis, dan baik. Akan tetapi meskipun dia
memiliki semua itu dia enggak sombong. Dia tetep jadi Erina yang rendah hati
dan mudah bergaul. Erina adalah murid pindahan dari salah satu SMA di Semarang,
sewaktu Erina masih kelas 10 semester satu. Erina pindah bukan karena dikeluarkan
dari sekolah, tapi dia ikut sama kedua orang tuannya yang di pindah tugaskan.
Dirumah yang bagus dan juga dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap, dia
tinggal bersama mama, papa, dan pembantu yang setia mengabdi sama keluarga
erina. Mbok Miah namanya. Mbok Miah udah mengabdi sama keluarga erina
saat Erina masih kecil sampai sekarang ini. Karena itu mbok Miah juga udah
dianggap sebagai keluarga erina sendiri. Erina punya sahabat yang selalu
mengigatkan Erina, selalu perhatian sama Erina, selalu setia mendengarkan
curahan-curahan Erina, dan masih banyak lagi. Buat mereka sahabat adalah
seperti lirik lagunya girl band Cherry Belle ‘Best Friend Forever’ ….
Di saat ku termenung
kau datang bawa cerita
Di saat ku bahagia kau jaga penuh hatiku
Apapun kisahku kamu ada untukku
Hanya kaulah sahabat sejatiku
Di saat ku bahagia kau jaga penuh hatiku
Apapun kisahku kamu ada untukku
Hanya kaulah sahabat sejatiku
Kita ‘kan selalu
bersama dalam suka duka
Berbagi segalanya tak terpisahkan
Hanya kau yang ada di hatiku
Berbagi segalanya tak terpisahkan
Hanya kau yang ada di hatiku
Kita ‘kan selalu
bersama menggapai semua cinta
Dan meraih dunia walau badai menghadang tak akan kita terluka
Cause you are my best friend forever
Dan meraih dunia walau badai menghadang tak akan kita terluka
Cause you are my best friend forever
Yah,
begitulah sahabat. Bagaimana dengan sahabat kalian ?? Lanjut tentang Erina.
Erina punya dua orang sahabat namanya Salsa dan Disa. Mereka punya cerita
sendiri-sendiri soal cinta di masa SMA-nya, yang indah kata mereka (hhee..).
Salsa punya pacar anak kelas 11 tapi beda kelas. Namanya Abi, orangnya sih keren
plus perhatian banget sama Salsa. Gimana enggak awet coba kalau pacarnya
aja kayak gitu (hhmmm). Mereka berdua udah pacaran 3 tahun, dari mulai SMP (Sekolah
Menengah Pertama) sampai sekarang. Okey sekarang gilirannya Disa. Disa itu
doyan banget sama yang namanya bakso dimana ada bakso disitu ada Disa
(hhaaaa…). Disa pernah ngayal tentang bakso ‘Andai aja aku temenan
sama doraemon bakalan minta bakso di seluruh dunia deh lewat kantong ajaibnya’
(hhaaa, dasar Disa). Pacarnya Disa doyan juga sama yang namanya bakso, karena
kesamaanya itulah mereka jadi deket dan sekarang pacaran deh. Oh ya, nama
pacarnya Disa adalah Bimo. Bimo itu temen sekelasnya Abi, mereka juga duduk
sebangku sama seperti Salsa dan Disa (hhee..). Kalau Erina sih duduknya sama
anak cowok, namanya Adimas. Dimas bisa sekolah di SMA Trisaka yang termasuk ke dalam
sekolah SMA favorit, karena beasiswa. Tampilannya sih rapi banget baju di kancingin
sampai atas yang nutupin lehernya. Dimas juga pakai kacamata botol yang
tebel. Karena itu temen-temennya sering manggil dia dengan sebutan CUPU. Tapi,
dia pinter lho. Sedikit cerita tentang Dimas. Dimas pernah satu kelas sama
Erina pas kelas satu dulu. Saat pertama kali liat Erina, Dimas udah suka sama
Erina dan rasa sukannya itu terbawa sampai sekarang dikelas 11. Disamping Erina
disukai banyak anak cowok yang salah satunya adalah Dimas teman sebangku Erina,
dia juga ngefans banget sama anak cowok yang menurutnya keren banget dan buat
dia pengen banget kenal sama anak cowok tersebut. Erina juga enggak kalah sama
mereka (kedua sahabatnya), dia juga berusaha buat bisa kenalan sama anak cowok
yang dia suka itu. Sekarang ini Erina
udah punya pacar, tapi bukan sama Dimas lho. Dia adalah seseorang yang Erina
suka dan seseorang yang bisa buat Erina ngalihin perhatiannya. Menurut Erina
cowok itu juga suka banget sama Erina, tau akan hal itu Erina jadi tambah
semangat lagi buat tambah suka sama anak cowok tersebut (hhee..). Dia adalah
anak kelas 12 yang sekaligus ketua tim basket di SMA Trisaka. Hebat banget
kan!!! Erina enggak nyangka dia bakalan punya pacar anak basket. Banyak
orang-orang yang bilang kalau anak-anak basket itu sok sibuk tapi juga keren,
ganteng, dan punya aura yang beehh (hhaa..). Makanya anak-anak cewek banyak
yang tergila-gila sama sosok seorang pemain basket, dan beruntung banget
seseorang yang bisa punya pacar anak basket. Padahal cewek-cewek cantik di
sekolah ini tuh banyak dari mulai kelas 10 sampai kelas 12 tapi si ketua tim basket
itu nerima dan milih Erina. Briyan namanya, dia bilang Erina itu beda, Erina
itu istimewa buat Briyan. Dasar anak cowok disetiap kata-katanya pasti terselip
kata-kata yang mengarah sama gombalan (hhhaaa…). Lewat tatapan matanya Briyan
pas bilang itu waktu penembakan, Erina yakin kalau Briyan enggak bakal nyakitin
hati Erina. Soalnya Erina pernah ngalamin hal buruk tentang cinta, dulu
pas pacaran Erina pernah diselingkuhin sama pacarnya dan Erina enggak mau
kejadian itu terulang lagi. Erina sangat sayang banget sama Biyan. Hubungan
Erina dan Briyan udah berlangsung selama hampir 1 tahun.
***
Pelajaran awal semester dua dimulai. Hari ini Erina berangkat sekolah
bersama kedua sahabatnya Salsa dan Disa. Di sepanjang perjalanan mereka ngobrol
panjang lebar (biasalah anak cewek hhee), ngobrol tentang liburan mereka
sekaligus pacar mereka masing-masing. Sekolah mereka sangat jauh dari tempat
tinggal mereka (maksudnya tempat tinggal kedua orang tua mereka hhee), butuh
waktu 30 menit buat sampai kesekolah. Mobil Erina melaju dengan kencang,
maklumlah masuk di hari pertama mereka berangkat pagi jadi enggak kena macet
deh. Enggak beberapa lama mereka sampai disekolah, Erina pun memarkirkan
mobilnya. Di parkiran ternyata udah ada Abi dan Bimo yang nunggun mereka
diparkiran.
“Pagi
sayang ..kangen nih.” Kata Abi dan Bimo secara bersamaan.
Mendengar itu
Disa dan Salsa langsung bertatap muka, mereka malah tertawa.
“Tuh
pangeran kalian udah datang.” Kata Erina yang sedari tadi melihat tingkah lagu
mereka.
“Enggak
usah cemberut gitu dong.” Ledek Salsa sambil merangkul pundak Erina.
“Hahaha…
tuh pangeran kamu ada di lapangan basket, buruan samperin entar di ambil
orang lho.” Goda Bimo.
“Heeh..
apaan sih kamu !” Kata Erina sambil menepuk secara kasar pundak Bimo.
Erina pun pergi
menuju lapangan basket, meninggalkan sahabat dan pacar sahabatnya itu.
Disepanjang koridor sekolah anak-anak cowok enggak lupa nyapa Erina
dengan nada genitnya.
“Erina
makin cantik aja nih ?” Kata salah seorang cowok yang lagi bergerombol duduk di
bangku koridor sekolah.
Mendengar itu Erina
hanya membalasnya dengan senyuman.
“Nah
itu dia.” Kata Eina dengan senang setelah tau pacarnya ada di lapangan basket.
Erina pun
berjalan menuju tempat duduk di samping ring basket sambil tersenyum. Briyan
melihat Erina yang berjalan menghampirinya.
“Hai
sayang.” Sapa Briyan sambil tersenyum.
“Ngapain
sih pagi-pagi udah disini ?” Tanya Erina pada pacarnya
“Aku
kangen sama lapangan basket, selama liburankan aku jarang banget maen
basket disekolah.” Kata Briyan menjelaskan.
“Jadi
kangennya sama lapangan basket nih sama aku enggak kangen ?” sendir Erina
“Iihh
… dasar kamu. Aku kangen juga dong sama kamu.” Kata Briyan sambil mencubit pipi
Erina.
“Sakit
tauk ! kok kamu jarang banget hubungin aku pas liburan ?” Tanya Erina manja
“Maaf
sayang, handphone aku lagi rusak jadi aku service-in ke counter.
Maaf ya, jangan cemberut gitu dong.” Kata Briyan (berbohong) meyakinkan Erina.
“Iya
deh, aku ngerti kok Briyan sayang.” Jawab Eina sambil terenyum.
Mereka berdua larut dalam obrolan mereka, yang menurut Erina enggak ngebosenin
(hhee..). tapi menurut Briyan, dia enggak sependapat dengan Erina. Selama liburan
dari awal sampai akhir, Briyan enggak pernah hubungin Erina bahkan ketika Erina
mencoba buat menghubunginya malah enggak aktif handphone-nya . Kemudian
Erina masih berusaha buat cari tau tentang keadaan Briyan, pas Erina nyoba berkunjung kerumah Briyan
kata pembantunya dia-nya lagi enggak ada dirumah. Erina sebel juga sama Briyan
tapi dia tetep percaya sama Briyan, karena Erina sayang banget sama Briyan.
Kadang Erina kepikiran juga sama hal itu tapi dia cuek aja, dia tetep percaya
sama Briyan. Bel masuk berbunyi Briyan dan Erina mengucapkan salam perpisahan,
soalnya kelas mereka jauh. Masuk pertama disekolah Erina, guru-guru langsung
mengadakan jam pelajaran seperti biasa yang membuat anak-anak berteriak.
“Wuuu…!!!”
Anak-anak merasa iri karena beda dengan sekolah-sekolah yang lain. Di
sekolah tetangga yang dibatasi dengan warung bakso. Hari pertama masuk, sekolah
tetangga hanya membersihkan ruangan dan halaman sekolah sekaligus masuk buat ngembaliin
rapor mereka. Pelajaran jam pertama terasa lama banget buat Erina, Salsa, dan
juga Disa. Mereka dari tadi memandangi jam tangan mereka, ketika guru
berceramah panjang lebar. Dan akhirnya bel istirahat pun berbunyi.
“Ayok, Rin
kekantin aku udah laper banget nih ?” Rengeng Disa yang sedari tadi memegangi
perutnya.
“Aku
enggak ikut deh, tadi dibawain bekal sama mama. Kamu kekantin aja sama Salsa.”
Jawab Erina malas.
“Yaahh.., yaudah
deh aku sama Salsa kekantin dulu ya baik-baik tuh sama cupu.” Kata Disa sambil
melirik Dimas.
Sesampainnya dikantin Disa dan Salsa langsung memesan makanan dan
mencari bangku yang kosong. Mereka makan dikantin sambil ditemani oleh Abi dan
juga Bimo. Pas lagi enak-enaknya makan ada seorang cowok yang tak lain adalah Briyan
pacar Erina, menghampiri mereka.
“Eh, si Erin
mana kok enggak ikut sama kalian ?” Tanya Briyan sambil memegang snack wafer.
“Emmm..
Erin dikelas sama Dimas kak. Erin bilang tadi dia bawa bekal jadi enggak
kekantin deh.” Jawab Disa yang terpaksa harus menahan gigitan bakso
terakhirnya.
“Oh,
gitu.” Jawab Briyan dengan singkat dan langsung berlalu meninggalkan mereka.
Sementara itu
di dalam kelas.
“Dim,
kamu kok diem aja, dari dulu masih sama aja ?” Tanya Erina sambil mengunyah
nasi goreng yang dibawanya.
“Emm,,
eng..engg..enggak kok aku enggak papa.” Jawab Dimas gugup.
Dalam
hati Dimas berkata “Sama seperti halnya perasaanku kekamu dulu, Rin yang
enggak pernah pudar.”
“Eh,
kamu mau nyobain enggak nih nasi goreng buatan mama aku, rasanya tuh enak
banget enggak kalah deh sama yang ada direstoran-restoran.” Tawar Erina dengan
tersenyum sambil menyodorkan tempat bekalnya.
“Emm,
boleh ?” Tanya Dimas
“Iya,
nih cobain aja.” Jawab Erina yang masih tersenyum.
Dimas pun
menyendok nasi goreng yang ada di depannya. Dia mengunyah dengan penuh
perasaan.
“Enak..
enak banget.” Kata Dimas dengan tersenyum.
“Benerkan
rasanya enggak kalah sama yang direstoran hhee.” Kata Erina dengan senang.
Pulang sekolah Erina nungguin Briyan yang lagi latihan main basket
di lapangan sekolah. Selain Erina ada juga anak cewek kelas 11 dan kelas 12
yang ada di lapangan basket, ada sih beberapa tapi paling banyak anak cewek
dari kelasnya Briyan.
“Hmm,, serasa
asing deh disini.” Kata Erina dalam hati
Udah
1 jam lebih Erina nungguin Briyan latihan, pas ada waktu buat istirahat
Briyan enggak menghampiri Erina. Dia malah berjalan menuju sekerumuanan anak
cewek yang tak lain adalah teman sekelasnya. Melihat itu, Erina langsung pergi
meninggalkan lapangan basket, matanya meneteskan air mata. Erina terus berjalan
di koridor sekolah dengan langkah kaki yang cepat. Disaat bersamaan ketika
melewati pintu perpustakaan Erina bertabrakan dengan Dimas yang waktu itu
sedang berjalan keluar sambil membaca buku. Bbbrrruuukkkkk….!!!!
“Aduh..” Kata Erina
yang terjatuh
“Maaf,
Rin aku enggak sengaja. Maaf banget, sini aku bantuin.” Kata Dimas sambil
mengulurkan tanganya.
“Kamu tu gimana
sih jalannya, jadi sakit ni !” Kata Erina sambil mengelus sikutnya yang
memerah.
“Maaf,
Erin.” Kata Dimas lembut sambil menundukkan kepala.
“Yaudah,
enggak papa diolesin minyak entar juga sembuh kok.” Jawab Erina.
“Emm, kamu
kenapa ? Kok matanya sembab gitu, habis nangis ya ?” Tanya Dimas sambil
membenarkan kaca matanya yang enggak melorot.
“Temenin
aku yuk ke taman, rumah kamukan searah sama rumah aku. Entar aku anterin pulang
deh.” Ajak Erina pada Dimas.
“Emmm..
gimana yaa ?” Jawab Dimas sambil berpikir keras.
“Udah,
ayok lama banget mikirnya.” Kata Erina sambil menarik tangan Dimas secara paksa.
***
Ditaman sebelum kompleks perumahan Erina. Erina menceritakan semuannya
sama Dimas. Bukannya sahabat Erina enggak peduli, biar Erina merasa lega dan
tenang dia butuh teman curhat, kebetulan banget tadi ketemu deh sama Dimas. Soalnya
Salsa sama Disa lagi ada janji sama Abi dan Bimo. Jadi Erina menyuruh mereka
buat datang kerumanya nanti malem aja. Dimas serius banget dengerin curhatan Erina
yang panjang banget. Dalam hati Dimas berkata “Aku sebenarnya tau sesuatu
tentang kak Briyan , Rin. Tapi, aku takut.. aku takut.” . Dibalik keseriusan
Dimas timbul rasa cemburu, enggak suka, amarah., rasa itu bercampur menjadi
satu. Tapi Dimas enggak bisa berbuat apa-apa karena menurut Dimas, dia merasa
enggak pantes buat Erina. Tangis pun berhenti dan Erina pun juga berhenti buat
nerusin curhatannya. Dia sama sekali enggak minta saran sama Dimas, dia
langsung ngajak Dimas buat balik.
***
Malam hari dirumah Erina, tepatnya di atas kasur Erina yang empuk
banget.
“Kenapa , Rin
enggak semangat gitu mukannya ?” Tanya Salsa
“Iyah
nih, inikan malem minggu. Apa kamu lagi ada masalah sama kak Briyan ?” Tanya Disa.
“Tau
enggak Briyan itu lebih mentingin temen-temen ceweknya yang genit itu
dari pada ceweknya yang udah 1 jam lebih nungguin dia samapi
panas-panasan di lapangan basket !” Kata Erina dengan nada kesal.
“Ada
apa sama kak Briyan ? Kenapa jadi aneh gitu sama kamu ? Biasanya kan di peduli
banget.” Kata Disa dengan penasaran.
“Tadi aja dia
dikantin nanyain kamu. Aku bilang aja kalau kamu bawa bekal dan lagi
dikelas sama Dimas. Rin, apa tadi kak Briyan nyamperin kamu ke kelas ?” Tanya Salsa.
“Enggak.”
Jawab Erina singkat.
“Hmm,
biasanya cemburuan dan perhatian banget sama kamu tapi sekarang ini ada apa
sama kak Briyan ?” Kata Disa.
Malem minggu mereka habiskan buat berbagi cerita masing-masing. Disa dan
Salsa berencana menginap dirumah Erina, mereka besok juga berencana buat pergi
main ke danau.
***
Udah satu bulan ngerasain hal-hal yang aneh. Tentunya hal-hal yang aneh tentang
Briyan. Dia udah enggak perhatian lagi
sama Erina, dia udah enggak peduli lagi sama Erina, dia lebih mentingin
orang lain sekarang , dia udah buat Erina jadi bingung dengan semua ini, dan
dia juga udah buat Erina nangis tanpa penjelasan. Disekolah, sekarang Briyan
jadi menghindar dari Erina enggak tau
alasannya apa. Tapi hari ini, Briyan ngajakin ketemuan setelah pulang
sekolah di lapangan basket. Pastinya Erina seneng banget dong (hhee..).
Di lapangan basket sepulang sekolah. Briyan udah nungguin Erina
di lapangan basket, enggak berapa lama Erina datang. Dia langsung duduk di
sebelah Briyan.
“Sayang, maafin aku ya aku udah
gantungin hubungan kita. Aku mungkin udah buat kamu nangis. Aku enggak ada
waktu buat kamu, aku banyak pikiran sayang. Kamu taukan aku udah kelas tiga,
jadwal aku padat buat ngikutin pemadatan pas siang dan juga bimbel. Aku mau
minta tolong sama kamu jangan ganggu aku dulu ya, aku ingin fokus sama
persiapan buat ujian entar. Aku tetep suka, sayang, dan cinta sama kamu. Aku
bakalan jaga rasa itu buat kamu selamanya, aku janji. Kamu percaya akukan ? Dan
sekarang aku enggak bakalan ngatur-ngatur kamu lagi kayak dulu.” Kata Briyan
sambil tersenyum dengan memegang tangan Erina dan melihat kedua mata Erina.
“Iya
sayang aku percaya sama kamu. Aku juga bakalan jaga perasaan ku buat kamu. Maaf
aku udah enggak pengertian sama keadaan kamu.” Kata Erina
Itulah percakapan mereka. Setelah ngobrol dilapangan basket mereka
mutusin buat pergi makan bersama. Hari ini perasaan Erina seneng banget,
mukannya nunjukin kalau dia sekarang merasa lebih baik setelah mendengarkan
semua penjelasan dari Briyan pacarnya.
***
Hari demi hari berlalu. Disekolah, Erina udah jarang banget ketemu sama
Briyan. Erina ngerti kok kesibukan anak kelas tiga itu gimana lagian merekakan
satu sekolah. Jadi semua kegiatan anak kelas 3 Erina tau. Dibalik
kesendiriannya itu diam-diam Dimas hadir di kehidupan Erina. Disekolah, setia
ada tugas kelompok, Erina selalu satu kelompok sama Dimas. Jadi, yang dulunya
biasa aja sekarang jadi berbeda. Setiap istirahat, Dimas gabung sama Erina,
Salsa, Disa, Abi, dan juga Bimo. Dimas enggak lagi duduk manis setiap bel
istirahat berbunyi di ruang kelas. Hari ini pulang sekolah mereka berencana
pergi ke mall buat ngerubah penampilan Dimas jadi beda, yang jelas biar enggak
dikatain cupu lagi (hhee..). Sesampainya di sebuah mall mereka langsung menuju
sebuah salon, Dimas sama sekali enggak nolak, dia nurut aja sama Erina dan
kawan-kawan. Erina heboh banget ,dia milihin model rambut dan kacamata buat Dimas.
Nunggu orang nyalon tuh lama banget, sampai-sampai mereka sempet-sempetnya buat
ngerjain tugas matematika dari bu Asri (hhaaa..). Udah 30 menit, akhirnya Dimas
selesai juga. Mereka semua kaget banget ngeliat perubahan Dimas.
“Wah,
ternyata kamu keren juga.” Kata Disa sambil memandangi Dimas dari atas ke
bawah.
“Genit
banget sih, ada cowoknya disini masih juga godain orang lain.” Kata Bimo
ngmbek.
“Uuppss..”
Jawab Disa sambil menutup mulutnya.
“Hahaha…”
Mereka tertawa bersama.
Pulang dari mall, Dimas ikut mobil Erina. Sedangkan Salsa, Disa, dan Abi
mereka naik mobilnya Bimo. Dalam perjalanan pulang Erina jadi cerewet banget.
“Dim, aku kaget banget ngeliat
perubahan kamu. Pasti besok disekolah anak-anak enggak nyangka deh kalau kamu
bener-bener Dimas. Mereka salah besar kalau pada enggak mau temenan sama kamu, karena
kamu cupu. Padahal kamukan pinter, dapat beasiswa juga. Kamu enggak jelek-jelek
amat kok, kamu itu sebenernya ganteng. Cuman kamu enggak tau aja hhhee. Oh,ya
kamu juga harus mudah buat bergaul jangan cuman bisanya diem aja, itu enggak
baik lho.” Kata Erina.
Dimas hanya
diam dan tersenyum pada erina.
***
Dua minggu setelah itu. Hari ini dikelas Erina ada ulanagan tiga mata pelajaran
(banyak bangetkan ??) Erina belajar dari sore samapi larut malam, begitupun
teman-temannya. Pertama ulangan biologi yang banyak banget hafalnya, kedua
ulangan matematika, dan ketiga ulangan PKN (Hmm, gimana enggak puyeng coba , isinya
aja yang sebagian besar banyak banget hafalannya). Pertempuran sama kertas soal
ulanganpun berakhir. Merasa butuh refresing, Erina, Salsa, dan Disa
pulang sekolah berencana pergi ke kedai ice cream. Mereka juga enggak lupa buat
ngajak Dimas, Abi, dan Bimo. Bel tanda
berakhirnya pelajaran berbunyi, mereka nungguin Abi dan Bimo di parkiran.
“Lama banget
sih..” Kata Erina
“Bentar
aku telephone dulu Bimo-nya” Kata Disa yang sibuk dengan handphone-nya.
“Nah,
itu mereka datang.” Kata Salsa.
“Keliling
sekolah dulu ya buat keparkiran ?” Ejek Erina.
“Hehehe..”
Tawa Abi dan Bimo yang saling memandang.
Mobil mereka kemudian
melaju, meninggalkan gerbang sekolah.
***
Sesampainya di kedai ice cream mereka duduk dan memilih-milih ice cream
yang ada di daftar menu. Tiba-tiba pandangan Erina tertuju pada seorang anak
laki-laki dan perempuan yang duduk dekat kolam ikan, yang letaknya cukup jauh
dari bangku Erina. Mereka kelihatannya romantis sekali, si cowok dengan
lembutnya memegang tangan si cewek dengan penuh rasa cinta. Mata Erina terus
memandangi sepasang kekasih tersebut.
“Kayaknya
kenal.” Kata Erina yang spontan mengalihkan perhatian teman-temannya yang
sedang asyik memilih-milih menu dari daftar menu di kedai itu.
“Kenal siapa ?”
Tanya Dimas yang duduk di samping Erina.
“Itu..
yang ada disana.” Kata Erina sambil tangannya menunjuk kedua orang yang di
maksudnya.
Teman-teman Erina pada celingukkan mencari seseorang yang Erina maksud.
“Itu kan
Briyan.” Kata Erina kaget.
Salsa, Disa, Dimas, Abi,dan juga Bimo langsung menunjukan tampang kaget.
Erina langsung berdiri, kemudian dia berjalan menuju arah Briyan. Erina
langsung medobrak meja, dia benar-benar marah sama Briyan. Dia memandang muka Briyan
dengan tatapan amarah. Sementara itu si cewek bingung dengan semua ini. Melihat
itu teman-teman Erina langsung menyusul Erina. Briyan pun berdiri dari tempat
duduknya.
“Aku bisa
jelasin.” Kata Briyan
Erina enggak menjawab, dia langsung menampar pipi kanan Briyan. Merasa
enggak terima cewek yang ngakunya ceweknya Briyan itu nampar balik Erina.
“Stop !! Heh
kamu tuh seharusnya nyadar kamu udah nyakitin, Erin ! Dan mulai sekarang enggak
usah ganggu Erin lagi ! Dasar tukang selingkuh !” Kata Salsa.
Erina menitihkan air mata, kemudian Dimas memeluk dan mencoba
menenangkan Erina.
***
Disekolah. Setelah kejadian itu, Erina enggak kayak dulu lagi. Dia
sekarang jadi pendiem mungkin masih shock atas kejadian kemaren. Erina
merasa udah dipermainkan sama Briyan, seperti cowoknya dulu. Kejadian itu
terulang lagi, ini ke-2 kalinya buat Erina diselingkuhin sama yang namanya
cowok dengan jurus obral janji yang buat cewek-cewek tambah kesemsem (hhaa..).
Dimas dan sahabat-sahabat Erina mencoba menghibur Erina tapi hasilnya nihil.
“Udah dong , Rin
jangan kayak gini terus. Bisa nimbulin penyakit tau enggak.” Kata Salsa.
“Aku kan udah
sakit.” Jawab Erina tanpa semangat.
“Yaudah, entar
sepulang sekolah kita main kedanau ya, Rin ?” Ajak Dimas.
***
Di danau Erina
dan Dimas duduk sambil main air.
“Rin
ada yang mau aku tunjukin ke kamu.” Kata Dimas dengan tersenyum sambil
memandang Erina.
“Apaan
?” Jawab Erina yang asyik main air.
“Bentar
yaa, kamu tunggu disini.” Kata Dimas yang kemudian pergi meninggalkan Erina.
Didekat pintu
masuk danau ada pedagang yang menjual sepasang kura-kura. Dimas kemudian
membeli sepasang kura-kura itu. Dengan tersenyum, kemudian Dimas berjalan menuju kearah Erina.
“Nah ini kejutannya.” Kata Dimas
sambil tersenyum menunjukan sepasang kura-kura yang dibelinya.
“Kura-kura ?” Kata Erin kaget.
“Iya , tepatnya sepasang kura-kura.
Kamu sukakan ?” Tanya Dimas.
“Biasa aja.” Jawab Erina cuek.
“Emm, kalau
aku suka. Dirumahku banyak banget kura-kura, dari kecil aku udah suka banget
sama kura-kura, sampai pada akhirnya aku harus bawa mereka ke pantai. Sedih
sih. Tapi, karena mama ku enggak suka ya apa boleh buat. Padahal aku sayang
banget sama kura-kura ku. Tau enggak Rin,
kalau ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan, seseorang yang tidak ingin
kita tinggalkan, tapi melepaskan bukan akhir dari dunia, melainkan suatu awal
kehidupan baru seperti puisi yang ditulis Chairil Anwar tentang Cinta. Jadi
kamu enggak boleh gini terus, mungkin akan tiba saatnya di mana kamu harus
berhenti mencintai seseorang.” Kata Dimas dengan tersenyum.
Erina kaget
mendengar perkataan Dimas, dia enggak menyangka dibalik sifat Dimas yang enggak
banyak bicara kini dia menasehati Erina.
“Kalau
gitu sekarang kita lepasin ya kura-kuranya ?” Tanya Dimas sambil membuka toples
yang berisi sepasang kura-kura.
Erina hanya membalasnya dengan
anggukan kepala. Kemudian Erina dan Dimas melepaskan sepasang kura-kura itu
dengan hati-hati.
***
Malam harinya, Erina lagi sibuk
nulis sesuatu..
Dear Diary
Udah satu tahun aku ngejalain hubungan sama Briyan dan
satu tahun itu tepatnya hari ini. Selama satu tahun enggak ada sesuatu yang
sepesial diantara kita, setelah aku renungkan. Dalam satu tahun kamu tinggalkan
satu kenangan yang enggak bakal aku lupain, meskipun kamu udah ngebuat hati aku
bener-bener sakit. Hari itu adalah hari
dimana ulang tahunku yang ke-16, itu kenangan yang indah. Sekarang kamu udah
hancurin semuannya !!! Rese banget sih !! dasar tukang selingkuh !! Dann…. Bener
banget kata Dimas tadi tentang cinta
kalau “Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan, seseorang yang tidak ingin
kita tinggalkan, tapi melepaskan bukan akhir dari dunia, melainkan suatu awal
kehidupan baru. Mungkin akan tiba saatnya di mana kamu harus berhenti mencintai
seseorang.” Aku salut banget Dim sama kamu, kamu bias buat aku jadi ngerasa
lebih baik. Mulai sekarang aku enggak boleh kayak gini terus, enggak boleh berlarut-larut
cuman gara-gara si Briyan tukang selingkuh itu. Semangat Erina !!
***
Pagi harinya di rumah Erina.
“Pagi
pa… Pagi ma...” Sapa Erina yang kemudian duduk di meja makan.
“Pagi
juga sayang.” Balas papa dan mamanya dengan kompak.
“Semalam
mimpi apa kamu, kelihatannya seneng banget hari ini sayang ?” Tanya mamanya
“Mimpi
diselamatin sama pangeran dari jurang paling dalam.” Jawab Erina sambil
mengunyah roti selai cokelat kesukaannya.
“Ada-ada
aja kamu nih.” Kata papanya.
Mamanya hanya tertawa mendengar
jawaban anaknya itu.
“Emm,
yaudah Erin berangkat sekolah dulu pa …ma...” Kata Erin sambil mencuim punggung
tangan mama dan papanya.
***
Sesampainya di kelas Erin
bertemu dengan kedua sahabatnya, Salsa dan Disa.
“Hai,
guys.” Sapa Erina sambil tersenyum.
“Hei
Erin.” Jawab kedua sahabatnya itu.
“Kenapa
kamu, beda banget sama kemaren.” Tanya Salsa bingung.
“Aku
sangat baik, jelas beda orang hidupkan harus melakukan hal-hal yang beda
disetiap harinya.” Jawab Erina penuh semangat.
Sekarang
Erina udah enggak ngerasa galau lagi, udah ada sahabat-sahabatnya yang selalu
buat Erina tertawa dan juga udah ada Dimas yang nemenin Erina (ehem..ehem).
Dimas dan Erina makin deket banget, sampai anak-anak se-sekolahan ngira kalau
mereka itu pacaran. Padahal mereka enggak pacaran, tapi Erina ngerasa nyaman
banget pas deket sama Dimas dan Dimas juga sebaliknya. (Kalau udah deket gitu
berani enggak ya Dimas nyatain cintanya sama Erina ??? hahaha…).
***
Sore hari di tepi danau.
“Dim,
makasih udah dengerin curahan aku selama ini.” Kata Erina yang duduk disamping
Dimas sambil tersenyum.
“Iya,
sama-sama.” Jawab Dimas dengan tersenyum.
“Dim,
bener yang kamu katakan ke aku waktu itu di sini. Aku sekarang jadi ngerasa
lebih baik.” Kata Erina lagi.
“Rin,
aku sebenernya udah tau dari dulu kalau..kalau kak Briyan itu udah nyelingkuhi
kamu. Maaf aku enggak berani bilang ke kamu.
Aku takut kalau kamu ngatain aku sok tau.” Kata Dimas pelan.
“Hmm,,
yaudahlah biar si tukang selingkuh itu dapet karma.” Jawab Erina tersenyum.
Erina menyandarkan
kepalanya ke pundak Dimas. Dimas jadi deg-degan ditambah keringat dingin (hhaa..).
Tapi Erina enggak tau itu. Tanpa mereka tau ternyata Salsa, Disa, Abi, dan Bimo
berada di belakang mereka.
“Dim,
aku sayang sama kamu.” Kata Erina
Mendengar
kata-kata itu Dimas jadi kaget. Tanpa basa-basi dia juga bilang sesuatu sama
Erina. Kalau dia itu …
“Aku
juga sayang sama kamu, Rin.” Kata Dimas.
Lagi
serius-seriusnya menyatakan perasaan sayang, ada yang gangguin mereka dari
belakang, dengan tampang kaget Dimas dan Erina langsung menoleh kebelakang.
Salsa, Disa, Abi, dan juga Bimo langsung pura-pura enggak ngelakuin hal itu
(dasar jail hhee).
“Cie..cie..”
Kata mereka bersamaan.
Dimas dan Erina langsung salah
tingkah melihat kejadian itu.
“Udah langsung jadian aja.”
Teriak Bimo
Sementara itu, dari handphone
Abi pacarya Salsa terdengar alunan lagunya Killing Me Inside yang judulnya
‘KAMU’
Ku berjalan hingga bosan
Yang aku rasakan
Kali ini ku temukan
Artinya hadirmu
Kamu Kamu Sejukkan hatiku
Kamu Kamu Bintang dihatiku
Dan kamu disini
Saat dia telah pergi
Tak sanggup ku sendiri
Tanpamu disisiku
Ku akui ku terlahir
Untuk bersamamu
Takkan bisa ku berdiri
Tanpamu disini