BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap tahun beberapa pelajar memasuki berbagai
sekolah yang telah di cita-citakannya. Tetapi, setiap tahunnya terkadang ada
juga para pelajar yang tidak dapat menyelesaikan belajarnya selama berada di
sekolahan tersebut. Banyak para pelajar yang tidak lulus menghadapi ujian
karena, tidak mengetahui bagaimana cara belajar yang baik. Bahkan para pelajar
yang tergolong sangat rajin dan cerdas, banyak pula yang gagal dalam ujian yang
disebabkan karena, kurang kepandaian dan pengetahuannya dalam teknik belajar.
Karya tulis ini diperuntukkan bagi para pelajar yang
membahas bab-bab tertentu. Dapat pula dijadikan pedoman oleh siapapun yang
sedang menuntut suatu pengetahuan. Karya tulis ini menguraikan segala sesuatu
yang berkenaan dengan usaha belajar yaitu, sikap pelajar yang baik, persyaratan
untuk belajar dengan baik, pedoman-pedoman umum untuk belajar, cara mengatur
waktu, cara membuat ringkasan, cara menghafal pelajaran, dan cara menempuh
ujian. Berhasil atau tidaknya seorang pelajar dalam usaha belajarnya itu,
kebanyakan bergantung kepada kecakapannya untuk mempraktikkan teknik belajar
yang tepat.
Karya tulis ini berisi petunjuk-petunjuk yang harus
dikerjakan dengan jerih payah yang lebih besar daripada belajar dengan
sembarangan. Memang belajar bukanlah suatu usaha yang ringan, apalagi belajar
secara teratur dan disiplin. Pada mulanya cara belajar yang baik harus
diusahakan dengan penuh kesungguhan dan ketekunan. Untuk memiliki kecakapan
dalam teknik belajar, tidak cukup kalau hanya membaca atau menghafalkan di luar
kepala saja. Hanya dengan melaksanakan sendiri secara sungguh-sungguh apa yang
diuraikan itu, barulah seorang pelajar memetik hasilnya.
Bertolak dari hal-hal diatas maka, penulis akan
mengangkat masalah “Cara Belajar Yang Efisien” dalam karya tulisnya.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak penulis capai lewat karya tulis ini adalah :
1.
Memberi informasi kepada pelajar
bagaimana cara belajar yang baik.
2.
Membantu pelajar untuk menemukan
solusi bagaimana cara belajar yang baik.
3.
Menjawab keluhan-keluhan para
pelajar bagaimana cara belajar yang baik dan menghemat waktu.
4.
Memenuhi tugas dari pelajaran
Bahasa Indonesia.
C.
Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang berhubungan dengan cara belajar
yang efisien meliputi masalah-masalah :
1.
Sikap pelajar yang baik
2.
Persyaratan untuk belajar dengan
baik
3.
Alat perlengkapan belajar
4.
Pedoman-pedoman umum untuk belajar
5.
Cara mengatur waktu
6.
Cara membaca buku
7.
Cara membuat ringkasan
8.
Cara menghafal pelajaran
9.
Cara menempuh ujian
D.
Pembatasan Masalah
Agar pembatasan masalah tidak keluar dari permasalahan
dan lebih mendalam maka, pembatasan masalah di batasi pada masalah-masalah :
1.
Sikap pelajar yang baik
2.
Persyaratan untuk belajar dengan
baik
3.
Pedoman-pedoman umum untuk belajar
4.
Cara mengatur waktu
5.
Cara membuat ringkasan
6.
Cara menghafal pelajaran
7.
Cara menempuh ujian
E.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah cara belajar yang
efisien itu?
F.
Sistematika Penulisan
Penulisan karya tulis ini menggunakan sistematika
sebagai berikut :
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
- Tujuan Penulisan
- Identifikasi Masalah
- Pembatasan Masalah
- Rumusan Masalah
- Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN MASALAH
A.
Sikap Pelajar Yang Baik
B.
Persyaratan Untuk Belajar Dengan
Baik
C.
Pedoman-pedoman Umum Untuk Belajar
D.
Cara Mengatur Waktu
E.
Cara Membuat Ringkasan
F.
Cara Menghafal Pelajaran
G.
Cara Menempuh Ujian
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran-saran
Daftar Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sikap Pelajar Yang Baik
Landasan utama bagi pembentukan cara belajar yang baik
pada setiap pelajar adalah memiliki sikap rohani tertentu. Suatu sikap rohani
yang ditumbuhkan dan dipelihara dengan sebaik-baiknya akan membuat seorang
pelajar mempunyai senjata yang berupa kesediaan mental.
Cita-cita yang diperjuangkan dengan berbagai kegiatan
belajar itu lalu menjadi tujuan belajar dari setiap pelajar. Apakah kelak ia
ingin menjadi seorang dokter, seorang insinyur atau seorang guru. Tujuan
belajar yang bersambung dengan cita-cita di masa depan itu merupakan suatu
dorongan untuk belajar sungguh-sungguh. Tanpa motif tertentu, semangnat belajar
seorang pelajar akan mudah padam karena, ia tidak merasa mempunyai suatu
kepentingan yang harus diperjuangkan dengan jalan belajar.
Apabila seseorang belum menetukan tujuan khusus di
dalam usaha belajarnya, hendaknya menginsafi bahwa belajar umumnya pasti akan
mendatangkan bermacam-macam kemanfaatan. Menurut Ir. Arijo dalam bukunya Pedoman Belajar (1955) belajar umumnya
berarti :
·
Menciptakan kesempatan untuk
menjadi pemimpin dalam masyarakat.
·
Menimbulkan kepuasan bagi
diri sendiri karena, bertambahnya ilmu.
Dalam menentukan cita-citanya itu, hendaknya seorang
pelajar tidak semata-mata berpegangan kepada hasrat hatinya saja. Kemampuan
diri sendiri harus juga diperhitungkan. Selidikilah kelemahan-kelemahan diri
sendiri berdasarkan angka-angka dalam rapor selama di sekolah. Tiap-tiap
pelajaran mempunyai kesukaran-kesukaran
tertentu. Akan tetapi kalau seorang pelajar mempergunakan cara belajar
yang baik disertai sikap rohani yang positif dan penuh kegembiraan untuk
menjawab tantangan , maka tidak akan terasa sangant berat.
Setiap pelajar menaruh minat yang sebesar-besarnya
terhadap pelajaran yang diikuti. Minat itu tidak hanya ditujukan kepada satu
atau dua mata pelajaran yang pokok saja, melainkan terhadap semua mata
pelajaran. Suatu mata pelajaran hanya dapat dipelajari dengan baik apabila si
pelajar dapat memusatkan perhatianya terhadap pelajaran itu. Dan minat
merupakan salah satu ancer yang memungkinkan konsentrasi itu.
Minat selain memungkinkan pemusatan pikiran, juga akan
menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar. Keringanan hati akan memperbesar
daya kemampuan belajar seseorang dan juga membantunya tidak mudah melupakan apa
yang dipelajarinya itu. Belajar dengan perasaan yang tidak gembira akan membuat
pelajaran itu terasa berat. Masing-masing mata pelajaran mempunyai
keistimewaan-keistimewaan tersendiri. Lebih baik mempelajari salah satu
diantaranya daripada tidak mempelajari sama sekali. Pengetahuan apapun yang
dipelajari itu kelak pasti akan berguna untuk mencapai kemajuan atau kebahagiaan
di dalam hidup ini.
Setiap pelajar harus yakin bahwa ia mempunyai
kemampuan untuk memperoleh hasil yang baik dalam usaha belajarnya. Dengan
mempunyai kepercayaan ini ia pasti akan dapat mengikuti dan mengerti
palajaran-pelajaran dengan lebih baik. Apabila setiap hari telah belajar secara
teratur dan semua bahan pelajaran telah dipelajari secukupnya, janganlah gentar
dalam menghadapi ujian.
Kepercayaan pada diri sendiri perlu sekali dipupuk
sebagai salah satu persiapan rohani untuk berjuan. Kepercayaan itu dapat
dipupuk dan dikembangkan dengan jalan belajar tekun.
Cita-cita saja tidaklah cukup kalau tidak disertai
kesanggupan untuk memperjuangkan cita-cita itu. Keuletan rohani akan membuat
seorang pelajar berani menghadapi segala kesukaran dan tidak mudah putus asa.
Untuk memupuk keuletan itu hendaknya ia selalu menganggap setiap persoalan atau
kesukaran yang muncul sebagai suatu tantangan yang harus diatasi.
Selama belajar di sekolah, seorang pelajar harus
mempunyai pula sikap sebagai pelajar yang sebaik-baiknya. Didalam kelas ia
selalu melakukan kewajibanya sebagai pelajar dengan penuh disiplin dan rasa
tanggungjawab. Dan selajutnya di dalam ujian ia tidak pernah melakukan
kecurangan, melainkan selalu mengerjakan menurut kemampuan diri sendiri. Setiap
pelajar harus membiasakan diri untuk ancer lebih pagi dari jam pelajaran yang
telah ditetapkan. Selama pelajaran belum dimulai dapat dipergunakan untuk
mengulang pelajaran-pelajaran di minggu lalu. Kalau seseorang tidak mempunyai
kebiasaan yang baik itu, ia akan selalu tergesa-gesa waktu berangkat ke
sekolah. Kerugiannya ialah kemungkinan ia lupa membawa sesuatu.
Selama di kelas hendaknya seorang pelajar mendengarkan
uraian guru dengan penuh perhatian. Jangan sesekali mempunyai sikap acuh tak
acuh, karena merasa telah mengetahui apa yang dibicarakan itu atau karena,
beranggapan bahwa guru itu tidak begitu pandai.
B.
Persyaratan Untuk
Belajar denagn Baik
Sebuah syarat untuk dapat belajar dengan baik dengan
sebaik-baiknya ialah tersedianya tempat belajar. Letak meja yang dipakai untuk
belajar hendaknya tidak menghadap kepintu kamar. Sebaiknya, meja itu menghadap
ketembok dan membelakangi pintu kamar sehingga, seorang pelajar yang sedang
belajar perhatiannya tidak tiap-tiap kali tertarik oleh orang yang lewat didepan
pintu. Meja belajar sedapat-dapatnya diletakkan di sebelah kanan dari jendela
kamar sehingga, cahaya matahari menyorot dari
arah kiri. Bilamana meja belajar bersih dan terasa luas, pikiran pelajar pun
terasa jernih dan suasana jiwanya menjadi lapang. Penerangan yang baik adalah
yang diberikan oleh cahaya matahari karena, warnanya putih dan sangat
intensitif.
Untuk dapat belajar denagn baik seorang
pelajar harus mempunyai tubuh yang sehat. Tanpa jasmani yang sehat pikiran
takkan dapat bekerja dengan baik. Keadaan fisik yang lemah merupakan penghalang
yang sangat besar untuk dapat menyelesaikan pelajaran di sekolah. Berhubungan
dengan itu setiap pelajar harus menjaga kesehatannya secara teratur, jika badan
merasa tidak enak segeralah berobat ke dokter.
Untuk memelihara kesehatan badan
dapat dilakukan kegiatan sebagai
berikut:
·
Tidur yang cukup dan secara
teratur
·
Makan secara teratur
·
Minum bayak air putih.
C.
Pedoman-pedoman Umum
Untuk Belajar
Cara belajar yang efisien mengandung
asas-asas tertentu yang tidak saja harus dipahami oleh para pelajar, melainkan
lebih dari itu harus dihayati sepanjang masa belajarnya di sekolah. Pokok
pangkal yang pertama dari cara belajar yang baik ialah keteraturan. Pengetahuan
mengenai cara belajar yang efisien pada umumnya berupa rumus-rumus untuk
bekerja secara teratur. Ilmu apapun adalah hasil dari proses pemikiran yang
dilakukan secara sistematis. Hanya dengan jalan pikiran yang teratur pulalah
ilmu itu dapat dimengerti dan dikuasai.
Jangan suka menunda-nunda belajar
sampai sudah dekat ujian. Usaha “Cramming” itu mengandung bahaya. Kalau seorang
pelajar karena, waktu yang sudah
mendesak lalu belajar mati-matian semalam suntuk, kadang-kadang sampai
menjelang
pagi, maka apa yang diperolehnya pada keesokkan harinya
bukanlah pengetahuan, melainkan badan yang lemas bahkan jatuh sakit.
Asas lain dalam cara belajar yang
baik ialah disiplin. Dengan jalan disiplin untuk melaksanakan pedoman-pedoman
yang baik di dalam usaha belajar, barulah seorang pelajar mungkin mempunyai
cara belajar yang baik. Disiplin akan menciptakan kemauan untuk belajar secara
teratur.
Berdisiplin selain membuat seorang pelajar memiliki kecakapan mengenai cara
belajar yang baik, juga merupakan suatu proses kearah pembentukan watak yang
baik. Watak yang baik dalam diri seseorang akan menciptakan suatu pribadi yang
luhur. Cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan yang dapat dimiliki oleh
setiap pelajar denagn jalan latihan. Membaca atau mempelajari pengetahuan
mengenai cara belajar yang baik tidak mudah. Kalau cara belajar yang baik telah
menjadi kebiasaan, maka tidak ada lagi resep-resep yang harus selalu
diperhatikan sewaktu belajar.
Dengan demikian memiliki kebiasaan
yang baik, nanti akan terwujud bahwa setiap usah belajar selalu memberikan
hasil yang sangat memuaskan. Ilmu yang
sedang dituntut dapat dimengerti dan dikuasai sempurna. Ujian-ujian dapat
dilalui dengan berhasil. Usaha yang berbuah itu akan menimbulkan kegembiraan
dan kepuasan di dalam hati.
Setiap pelajar yang menuntut ilmu
harus melakukan konsentrasi dalam belajarnya. Tanpa konsentrasi tak mungkin ia
berhasil menguasai pelajarannya. Di dalam kelas sering dijumpai bahwa seorang
pelajar walaupun tampaknya mendengarkan uraian guru, tapi ternyata pikirannya
melayang-layang entah kemana.
Konsentrasi adalah pemusatan pikiran
terhadap suatu hal dengan menyampaikan semua hal lainnya yang berhubungan.
Kemampuan konsentrasi seseorang adalah bakat
yang diperolehnya sejak lahir. Pendapat yang demikian
sesungguhnya kurang tepat,
kemampuan konsentrasi sesungguhnya merupakan kebiasaan
seseorang yang dapat dilatih, jadi bukannya suatu bakat atau suatu yang
diwarisi dari leluhur.
Pada dasarnya konsentrasi merupakan
akibat dari perhatian, terutama perhatian yang bersifat spontan yang
ditimbulkan oleh minat terhadap suatu hal. Cara untuk memperbesar kemampuan
konsentrasi, perlulah dikemukaan beberapa sebab atau keadaan yang dapat membuat
pikiran seseorang pelajar melayang-layang sewaktu belajar sehingga, banyak
tenaga dan waktu yang terbuang sia-sia. Sebab-sebab tersebut ialah :
1.
Kekurangan Minat terhadap mata
pelajaran yang dipelajari
2.
Gangguan keadaan sekeliling
3.
Gangguan kesehatan dalam diri
pelajar.
D.
Cara Mengatur Waktu
Banyak pelajar mengeluh kekurangan waktu untuk
belajar. Tapi sesungghunya mereka kurang memiliki keteraturan dan disiplin
untuk mempergunakan waktunya secara efisien. Saat jam kosong banyak sekali para
pelajar mnggunakanya untuk ramai atau mengobrol. Padahal jika mereka dapat
memanfaatkan waktu tersebut, mereka dapat menggunakannya untuk mengerjakan
soal-soal atau pergi ke perpustakaan untuk membaca buku. Selanjutnya, sebagian
pelajar kurang dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya karena, tidak
membagi-bagi waktunya untuk macam-macam keperluhan, tidak menyelidiki
waktu-waktu yang terbaik baginya untuk belajar dan tidak mempunyai rencana
belajar yang tepat.
Beberapa pedoman pokok yang pertama-tama perlu
diketahui oleh para pelajar adalah sebai berikut :
·
Kelompokanlah waktu
sehari-hari untuk keperluah tidur, belajar, makan, mandi, olahraga, dan
urusan-urusan pribadi lainnya.
·
Selidiki dan tentukanlah
waktu yang tersedia untuk belajar setiap hari.
·
Bila waktu agak terbatas,
berilah jatah waktu tertentu bagi setiap mata pelajaran
dan kemudian belajarlah dengan penuh konsentrasi dalam batas waktu yang
telah ditentukan itu.
·
Berhematlah dengan waktu,
dalam belajar mulailah dengan seketika dan selesaikan secepat mungkin.
Sekali lagi yang penting ialah belajar secara teratur
dengan penuh kesadaran dan konsentrai yan tinggi. Dan hari minggu sebaiknya
terutama digunakan untuk keperluan rekreasi bersama keluarga.
Untuk dapat belajar teratur setiap hari
pelajar harus mempunyai rencana untuk belajar dengan baik. Clifford T. Morgan
dan James Deese dalam buku mereka How to
Study memberikan encer bahwa daftar
waktu itu akan menghemat waktu karena, mencegah keraguan-keraguan seseorang
pelajar mengenai apa yang akan dipelajarinya dari waktu kewaktu. Jadi, menyusun
daftar waktu belajar yang sangat terperinci sesungguhnya bukan suatu cara
belajar yang efisien. Betapapun seorang pelajar berusaha menaati.
E.
Cara Membuat Ringkasan
Filusufis Inggris Francis
Bacon didalam karangannya yang berkepala “Of
Studies” mengatakan : Some books are to be tasted, others to be swallowed,
and some few to be chewed and digested (Sebagian buku hendaknya dicicipi,
sebagian lain ditelan dan sebagian kecil di kunyah-kunyah dan dicernakan).
Usaha yang tepat untuk
mengunyah dan menyernakan sesuatu buku ialah
dengan membuat ringkasan. Suatu ringkasan yang baik akan merupakan alat
pembantu yang sangat berharga bagi setiap pelajaran.
Dalam membuat suatu ringkasan,
seorang pelajar berusaha untuk mengambil intisari suatu uraian atau pokok-pokok
pikiran. Kemudian, intisari itu dituliskan dengan singkat dalam kata-katanya
sendiri serta pula dihubungkan dengan pokok-pokok pikiran lainnya yang juga
telah diringkas.
Menggaris dibawah kalimat-kalimat
penting dalam suatu buku belumlah berarti membuat ringkasan, karena
kalimat-kalimat itu tidak diringkaskan. Tetapi, usaha menggaris itu merupakan
suatu persiapan yang sangat baik untuk menyusun ringkasan. Dengan menggaris
kalimat-kalimat yang penting, seorang pelajar telah mengumpulkan bahan-bahan
yang perlu untuk membuat ringkasan itu. Sebaiknya, seorang pelajar barulah
membuat suatu ringkasan seyelah ia selesai mempelajari suatu uraian itu.
Untuk dapat membuat ringkaan
yang baik, seorang pelajar harus benar-benar mengerti uraian yang akan
diringkas, yaitu pokok-pokok pikiran dalam uraian itu berserta hubungannya yang
satu dngan yang lainnya.
F. Cara Menghafal Pelajaran
Langkah berikutnya dalam
belajar ialah menghafal. Setelah catatan-catatan pelajaran dan buku-buku
pelajaran dibaca dan diringkas, bahan-bahan tersebut lalu harus dihafal dari
luar kepala. Tanpa mengafal sehingga pelajaran itu dapat dikeluarkan kembali
dari otak secara ancer, pastilah seorang pelajar tidak lulus dalam ujian.
Banyak pelajar ternyata tidak
dapat menghafal dengan baik, yaitu usaha itu memakan waktu terlampau banyak
atau usaha itu harus dilakukannya dengan jerih payah yang sangat besar ataupun
apa yang telah dihafalnya dengan mudah terlupa lagi.
Hal ini terjadi karena, mereka tidak
memperhatikan beberapa hal tertentu. Untuk dapat menghafal dengan baik menurut
Prof. James L. Mursell dalam bukunya Using
Your Mind Effective ada 3 syarat yang harus dipenuhi, yaitu tujuan,
pengertian, dan perhatian.
Sebelum seorang pelajar mulai
menghafal, ia harus mempunyai tujuan tertentu yang jelas. Dalam usaha belajar
tujuan terdekat yang ingin dicapai ialah maju ujian dan lulus. Selanjutnya
sebelum aktivitas menghafal dilakukan, bahan-bahan pelajarang harus
sudah dimengerti betul-betul. Akhirnya selama
menghafal seorang pelajar mencurahkan perhatiannya sepenuh-penuhnya, yaitu
dengan memperhatikan dengan seksama bahan pelajaranya.
Apabila seorang pelajar
ternyata mempergunakan banyak tenaga, pikiran dan waktu untuk menhafal bahan
pelajarn sedikit saja, hal ini umumnya disebabkan karena, ia belum mengerti
sungguh-sungguh bahan itu. Tiada guna seorang pelajar
berusaha menghafal
pelajarnanya diluar kepala kalau ia tidak mengerti pelajaran itu. Sesuatu pengetahuan
yang dipelajarinya tanpa pengertian dengan mudah akan terlupa lagi. Oleh
karena, itu setiap pelajar dalam usaha belajarnya hendaknya selalu berusaha
agar ia mengerti betul-betul pelajara itu sebelum ia memulai untuk
menghafalnya. Kalau ia mengerti dengan sebaik-baiknya pelajaran yang dihafalnya
itu, pelajaran tersebut pasti tidak mudah terlupakan. Juga kalau suatu
pelajaran telah dimengerti dengan baik, untuk menghafalanay di luar kepala
sudah sangat mudah.
Selain itu kalau seorang
pelajar belajar dengan mengerti, ini akan menambah semangat dan daya
belajarnya. Seringkali seorang pelajar belajar baru sebentar lalu sudah merasa lelah.
Hal ini disebabkan karena, ia tidak mengerti apa ynag dipelajarinya itu.
J.F.H.A. de la Court dalam bukunya Belajar
Sendiri juga mengatakan bahwa kelelahan itu tidak selalu disebabkan karena
terlalu lama bekerja. Timbulnya kelelahan dalam usaha menurut pengetahuan
sering disebabkan oleh pekerjaan yang tidak berbuah.
Dalam mempelajari suatu
pelajaran, kalau ada hal-hal yang tidak dimengerti hendaknya seorang pelajar
berusaha keras dulu untuk mengerti barulah menghafal. Janganlah merasa malu
untuk bertanya, bertanya itu tidak menunjukan bahwa seorang
pelajar tersebut bodoh melainkan, menandakan
bahwa ia menaruh perhatian terhadap pelajaranya dan memiliki hasrat untuk maju.
Menghafal adalah pekerjaan
otak. Dengan sendirinya usaha menghafal itu akan dapat dijalankan lebih mudah
kalau otak masih dalam keadaan yang sangat segar. Prof. James D. Weinland
didalam bukunya How to Improve Your
Memory menceritakan bahwa menurut penyelidikan beberapa ahli, hafalan yang
dilakukan
diwaktu pagi hari akan lebih mudah terlupa
daripada hafalan yang dilakukan pada malam hari sebelum tidur. Hal ini
disebabkan karena, setelah selesai menghafal diwaktu pagi itu, seorang pelajar
lalu mengerjakan hal-hal lainnya. Kesemua ini merupakan gangguan-gangguan yang
menghalangi hafalan itu tertanam dengan sempurna dalam pikiran. Sedangkan kalau
menghafal diwaktu malam, setelah selesai menghafal pelajar akan tidur. Dengan demikian
tidak ada hal-hal yang akan membuat hafalan itu lebih mudah terbang dari
kepala. Tetapi menghafal diwaktu malam juga ada kelemahannya, yaitu karena
kegiatan rohani dalam sehari menjadi semakin surut akibat dipakai terus-menerus
dari pagi hari. Prof. Weinland menyarankan agar usaha menghafal itu sebaiknya mulai dilakukan diwaktu malam
sebelum tidur dan diulang keesokan harinya diwaktu pagi, kecuali apabila
diwaktu malam itu jasmani dan rohamni sudah sangat lelah.
Pada pokoknya metode menghafal dapat dibedakan dalam 3
macam :
a.
Menghafal dengan melalui pandangan
mata saja. Bahan pelajaran itu dipandang atau dibaca didalam batin dengan penuh
perhatian sambil otak bekerja untuk mengingat-ingat.
b.
Menghafal dengan terutama melalui
pendengaran kuping. Dalam hal ini bahan pelajaran itu dibaca dengan suara yang
cukup keras untuk dimasukkan ke dalam kepala melalui kuping.
c.
Menghafal dengan melalui
gerak-gerak tangan, yaitu dengan jalan menulis-nulis diatas kertas dengan
bolpoin atau pensil sambil berpikir berusaha menanamkan bahan pelajan itu.
Untuk bahan pelajaran yang memerlukan
pengertian yang dalam, hendaknya dihafalkan melalui pengelihatan. Untuk pelajaran
yang berupa definisi atau pokok-pokok pikiran yang memerluhkan perumusan kata
demi kata dengan sangat tepat, sebaiknya dihafal dengan membacanya keras-keras.
Untuk bahan pelajaran yang berupa bagan, grafik, peta, gambar demikian pula
rumus-rumus yang wujudnya ruwet
atau apapun yang tidak dinyatakan dengan perkataan,
lebih tepat untuk dihafalkan dengan gerak tangan. Dengan proses ini hafalan itu
akan lebih mudah masuk ke dalam otak kerena, getaran-getaran tangan akan
membantu usaha tersebut.
Kalau setiap pelajar dapat
mempergunakan ketiga metode itu menurut kebutuhan pada suatu waktu atau
melakuka kombinasi dimana perlu, pasti ia dapat menghafal setiap pelajarannya
dengan efisien. Untuk memaksa agar otak mau betul-betul bekerja dalam usaha
menghafal itu, dapatlah seorang pelajar menutupi bahan pelajaranya denga kertas
atau tangan dan lalu mulut disuruh mengucapkan kembali apa yang sedang dihafal
itu. Kalau tidak biasa, tengoklah bahan pembelajaran itu sebentar dan kemudian
ditutup lagi. Tiada suatu cara yang lebih baik untuk menahan suatu agar tetap
teringat daripada mempraktikkan apa yang telah dipelajari itu.
G.
Cara Menempuh Ujian
Babak
yang terakhir dari usaha para pelajar di sekolah ialah menempuh ujian secara
tertulis ataupun lisan. Tapi, hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Colin E.
Woodley untuk menulis bukunya How to
Study and Prepare for Exams menunjukkan bahwa kebanyakan pelajar kurang
mahair dalam tehnik ujian, banyak pelajar yang pandai ternyata gagal dalam
ujian hanya karena mereka adalah pengikut-pengikut ujian yang
jelek. Oleh karena itu, pengarang tersebut sampai
mengemukakan apa yang disebutmya sebagai “the
science of preparing for and taking examinations” (ilmu menyiapkan diri dan
menempuh ujian-ujian) yang hendaknya diperhatikan oleh para pelajar.
Setiap
ujian biasanya hanya mungkin dilalui dengan berhasil oleh seorang pelajar
apabila ia menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, landasan
utama dan kegiatan pokok untuk maju ujian adalah belajar dengan sebaik-baiknya.
Para pelajar harus menyiapkan diri dengan
belajar secara teratur, penuh disiplin dan
konentrasi pada masa yang cukup jauh sebelumnya ujian
dimulai. Belajar secara mati-matian setelah ujian diambang pintu umumnya tak
akan banyak menolong para pelajar. Apabila setiap pelajar sejak awal tahun
ajaran telah belajar secara tertib, mengatur waktu belajar, membaca buku,
membuat ringkasan dan menghafal pelajaranya sesuai dengan pedoman-pedoman yang
telah dikemukaan dalam bab-bab di muka, maka sesungguhnya ia sudah siap siaga
untuk menempuh ujian. Waktu-waktu yang terakhir menjelang ujian tinggallah
dipergunakan untuk memperdalam pengetahuannya dan mengulangi menghafal
pelajarannya.
Jadi,
setiap pelajar selainnya mempunyai rencana belajar secara teratur setiap hari
sejak permulaan tahun ajaran, hendaknya membuat pula rencana persiapan ujian
kira-kira 2 bulan dimuka dari masa ujian. Dengan memiliki rencana-rencana
belajar harian dan persiapan ujian yang teratur itu, maka tinggallah pelajar
itu belajar secara tertib dan disiplin sesuai dengan jadwalnya. Hal-hal lainnya
kiranya tidak perlu banyak dirisaukan, apalagi meragu-ragukan apakah diri
sendiri telah belajar dengan cukup. Bilamana telah betul-betul melaksanakan
semua rencana belajar, maka pada waktunya ujian tiba persiapan pasti telah
mendalam dan semua bahan pelajaran dikuasai dengan sebaik-baiknya
Walaupun
hari ujian sudah dekat, setiap pelajar hendaknya tetap mempersiapkan diri
secara teratur. Janganlah memaksakan diri dan memeras waktu untuk belajar sebanyak-banyaknya.
Ini tidak akan banyak menolong kalau sejak semula tidak belajar secara teratur.
Selain belajar maka tidur, makan, olahraga dan rekreasi harus pula dilakukan
secara teratur agar kondisi badan tetap baik. Lebih-lebih beberapa hari
menjelang ujian kesehatan badan harus diperhatikan sungguh-sungguh agar jangan
sampai jatuh sakit pada hari ujian. Bilamana selama ini pelajar telah belajar
menurut rencana yang telah ditentukkan, maka dalam jangka waktu 24 jam sebelum
ujian sebaiknya menutup semua buku dan catatannya. Jangka waktu itu perlu
dipakai untuk mendinginkan otaknya, mengendorkan
sarafnya dan mengistirahatkan badanya. Pelajaran sedapat-dapatnya jangan
dipikirkan
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian-urain diatas dapat saya simpulkan bahwa :
1.
Setiap pelajar dalam usaha belajarnya
harus mempunyai tujuan yaitu, cita-cita dan harus disertai minat untuk
mempelajari pelajaran tersebut.
2.
Setiap pelajar harus mempunyai
kepercayaan diri demi keberhasilan dalam usaha belajarnya.
3.
Cara belajar yang efisien
diantaranya :
1)
Menghayati setiap pelajaran
disekolah.
2)
Teratur dan disiplin dalam
belajar.
3)
Berlatih dengan sungguh-sungguh.
4)
Harus memusatkan pikiran pada satu
titik dengan konsentrasi yang sungguh-sungguh.
5)
Harus dapat mempergunakan waktu
dan membagi-bagi waktu dalam melakukan suatu hal.
6)
Menerapkan metode menghafal.
B.
Saran-saran
Saran-saran yang dapat saya sampaikan adalah :
1.
Biasakanlah diri untuk belajar
sungguh-sungguh agar dapat meraih cita-cita
2.
Usahakan untuk dapat memmanfaatkan
waktu sebaik mungkin.
3.
Jangan mudah putus asa dalam
mencari ilmu
DAFTAR PUSTAKA
Gie, Liang.1972. Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta :
Universitas Gajah Mada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar